Di dunia petualangan Indonesia, nama Don Hasman tidak hanya dikenal — tetapi dihormati.

Ia adalah seorang petualang, fotografer, antropolog, sekaligus inspirator bagi generasi pecinta alam lintas zaman.

Sosoknya tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang eksplorasi, pendakian, dan dokumentasi kehidupan masyarakat adat di Indonesia.

Kini, Don Hasman juga tercatat sebagai anggota kehormatan Relawan Anawidri Indonesia, komunitas relawan yang berada di bawah naungan yang sama dengan tim Pendaki Kantoran.

Sebuah sinergi lintas generasi untuk terus menjaga semangat petualangan, kepedulian lingkungan, dan pelestarian budaya lokal.

Lahir pada 12 Oktober 1940. Ia memulai karier sebagai fotografer di usia muda, dan tumbuh menjadi pionir dalam mendokumentasikan ekspedisi petualangan alam dan kebudayaan nusantara.

Ia dikenal lewat:

• Pendakian-pendakian ekstrem, termasuk Himalaya dan Kilimanjaro
• Penelusuran budaya suku pedalaman seperti Baduy, Dani, dan Dayak
• Dokumentasi perjalanan di majalah National Geographic Indonesia dan Intisari
• Kiprah edukasi di banyak kegiatan pencinta alam dan pelatihan survival

Sebagai anggota kehormatan Relawan Anawidri Indonesia, beliau memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru:

• Menanamkan etos eksplorasi yang bertanggung jawab
• Menguatkan pentingnya kearifan lokal dalam setiap ekspedisi
• Menginspirasi aktivisme alam dan sosial melalui dokumentasi dan cerita
• Menjadi simbol semangat pantang menyerah dalam berkegiatan di alam bebas

Kolaborasi dengan tim Pendaki Kantoran pun memperkuat misi edukasi petualangan, terutama kepada para karyawan profesional dan anak muda urban yang ingin kembali menyatu dengan alam.

Don Hasman bukan sekadar seorang petualang, ia adalah penjaga cerita-cerita Indonesia yang nyaris terlupakan.

Melalui lensa kameranya dan langkah kakinya, ia telah menjelajahi lebih dari 100 wilayah adat, mendaki gunung-gunung legendaris, dan berbagi inspirasi kepada ribuan orang lewat seminar, tulisan, dan mentoring.

Petualangan bukan hanya tentang adrenalin, tapi juga tentang pemahaman dan pengabdian.

Eksplorasi harus berbasis etika dan cinta lingkungan.

Dokumentasi dan cerita memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi dan membuka wawasan.